banner 728x250

Bupati Ngawi Gencarkan Pertanian Ramah Lingkungan: Produksi Padi Capai 22.000 Hektare

banner 120x600
banner 468x60

NGAWI Kitatoday.com — Di peringatan Hari Tani Nasional 2025, Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, mengumumkan angka produksi padi yang mengesankan berkat kebijakan pertanian ramah lingkungan. Per Rabu, 24 September 2025, capaian produksi mencapai 22.000 hektare yang dikelola melalui penggunaan pupuk organik, pengurangan pestisida kimia, dan praktik konservasi tanah.

Menurut Ony, kebijakan ini lahir dari kesadaran bahwa ketahanan pangan tidak cukup dicapai lewat volume saja — aspek lingkungan dan keberlanjutan juga harus dijaga. Ia menyebut bahwa lahan yang sebelumnya dikelola secara konvensional telah dialihkan ke sistem agroekologi, dengan input ramah lingkungan, rotasi tanaman, dan pengelolaan air yang lebih efisien.

banner 325x300

Dia menambahkan bahwa sejak 2021, ketika kebijakan ini mulai digalakkan, produktivitas rata-rata naik dari kurang dari 1 ton per hektare menjadi 2,88 ton per hektare. Angka itu menunjukkan bahwa pertanian berkelanjutan bukanlah gimmick, melainkan jalan konkret untuk kemajuan pertanian lokal.

Kebijakan pertanian ramah lingkungan kini diakomodir melalui peraturan bupati: desa yang ingin mencairkan dana desa tahap kedua harus menunjukkan bukti pelaksanaan praktik pertanian berkelanjutan. Langkah ini memicu kesadaran desa untuk mulai beralih secara bertahap.

Dalam pidatonya, Ony Harsono menegaskan bahwa pertanian yang baik bukan hanya soal produksi, tapi juga menjaga kualitas tanah agar generasi mendatang masih bisa bertani. Ia berharap kebijakan ini bisa diteruskan oleh pimpinan daerah selanjutnya.

Namun, tantangan masih ada: petani sebagian menyebut bahwa input ramah lingkungan lebih mahal dan ada periode penyesuaian. Untuk itu, Pemkab menyediakan subsidi pupuk organik dan pelatihan teknis agar petani bisa beradaptasi tanpa beban berat.

Model Ngawi ini kerap dijadikan contoh di forum nasional, sebagai daerah yang berhasil menyelaraskan produktivitas dan lingkungan. Di tengah tekanan perubahan iklim dan kebutuhan pangan nasional, langkah Ngawi memperlihatkan bahwa ketahanan pangan juga bisa sejalan dengan keberlanjutan — sebuah kombinasi yang semakin relevan bagi masa depan pertanian Indonesia.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan