banner 728x250

Toni Andreas Turun Tangan Terkait Permasalahan Wali Santri dan Ponpes di Blitar

banner 120x600
banner 468x60

Blitar. KitaToday.com – Ketua KONI Kabupaten Blitar,Toni Andreas, turun tangan untuk menangani perseteruan yang terjadi antara Wali Santri dan pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Sholihin.

Toni, yang dikenal sebagai sosok yang dekat dengan da’i muda terkenal, Gus Iqdam, segera mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan permasalahan ini. Klarifikasi dilakukan pada Kamis (28/06/2024) bersama Muhammad Al-Amin, pengasuh Ponpes Mamba’us Sholihin 2, di Kantor KONI Kabupaten Blitar.

banner 325x300

Dalam kesempatan tersebut, Toni Andreas menyatakan bahwa langkah ini diambil sesuai dengan petunjuk dan arahan dari Gus Iqdam.“Sesuai dengan petunjuk dan arahan dari Gus Iqdam, semua pondok pesantren di Blitar dan sekitarnya harus dijaga agar tetap aman, rukun, dan damai.

Oleh karena itu, saya harus segera turun tangan agar permasalahan bisa segera diatasi,” ujar Toni.“Hari ini saya mengundang pengasuh pondok untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dan mencari penyelesaian terbaik.

Kami berkomitmen untuk menjaga kondusivitas dan keharmonisan di lingkungan pondok pesantren,” pungkasnya.

Sementara itu, Muhammad Al-Amin, pengasuh Ponpes Mamba’us Sholihin 2, memberikan penjelasan mengenai kronologi permasalahan yang terjadi.

“Permasalahan ini bermula dari dugaan bahwa pihak pondok melakukan tindakan tidak manusiawi dengan membuang barang milik santriwati yang telah selesai mondok usai acara Purnawiyata pada Minggu (23/06/2024). Namun, itu hanyalah kesalahpahaman, jelasnya“Kejadian ini sebenarnya akibat dari wali santri yang tergesa gesa mengambil barang milik anaknya sehingga tidak beraturan.

Padahal, pihak ponpes sudah menghimbau sejak jauh hari untuk pengemasan barang milik santri.

Tidak ada niatan buruk dari kami. Kami hanya memindahkan barang santriwati ke bawah ruangan agar lebih mudah diambil,” lanjutnya.

Muhammad Al-Amin menambahkan bahwa tindakan tersebut dilakukan karena ruangan akan segera dibersihkan untuk persiapan kegiatan selanjutnya.

Namun, santriwati yang barangnya dipindahkan merasa kecewa dan membagikan kejadian tersebut di media sosial sehingga viral dan banyak netizen yang mengecam tindakan ponpes.

“Kami sangat menyayangkan kejadian ini menjadi viral dan menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.

Kami berharap dengan adanya klarifikasi ini, masyarakat bisa memahami situasi yang sebenarnya ,” tambahnya.

Sebagai langkah perbaikan, pihak Ponpes berjanji akan lebih berhati hati dalam berkomunikasi dengan santri maupun keluarganya.

“Kami berkomitmen untuk menjaga komunikasi yang baik dan efektif dengan semua pihak agar tidak terjadi kesalahpahaman di masa depan.

Kami juga akan terus meningkatkan pelayanan dan memperbaiki sistem manajemen di pondok pesantren,” ujar Muhammad Al-Amin.“Pesantren selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan seluruh santri serta alumni, memberikan dukungan dan perlakuan yang sama tanpa diskriminasi.Kami berkomitmen menciptakan lingkungan yang inklusif dan harmonis bagi semua pihak,” tegasnya.

“Diharapkan dengan adanya klarifikasi ini, ketegangan yang terjadi dapat mereda dan hubungan antara wali santri dan pihak pondok pesantren bisa kembali harmonis.

Toni Andreas dan Gus Iqdam berharap semua pihak bisa mengambil hikmah dari kejadian ini dan lebih berhati-hati dalam bertindak serta berkomunikasi di masa yang akan datang.

“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijak dalam bertindak dan berkomunikasi.

Mari kita jaga kebersamaan dan keharmonisan di lingkungan pondok pesantren agar tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk menimba ilmu,” tutup Toni Andreas.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *