JAKARTA Kitatoday.com – Pada 28 September 2025, media teknologi Indonesia melaporkan bahwa startup kecerdasan buatan lokal, Gani AI, secara resmi mengumumkan strategi ekspansi global. Gani AI tidak hanya ingin bertahan sebagai pemain domestik, tetapi juga menargetkan penetrasi ke pasar internasional melalui model AI yang disesuaikan untuk sektor profesional seperti hukum, pajak, dan akuntansi.
Pendiri Gani AI, Bintang Hidayanto, menyebut bahwa mereka telah melakukan riset pasar selama beberapa tahun terakhir guna memahami kebutuhan regulasi lokal di tiap negara. Beliau menyatakan:
“Kita ingin menjadi perusahaan with Indonesian roots yang bisa meretas pasar global. Fokusnya bukan hanya pada AI generik, tapi AI yang memahami regulasi lokal tiap negara.”
Dalam praktiknya, Gani AI merancang model AI yang sudah embed aturan hukum atau regulasi pajak suatu negara agar output yang dihasilkan bukan hanya generik, tetapi relevan dan compliant. Misalnya, model untuk Indonesia akan disesuaikan dengan peraturan perpajakan, sedangkan untuk negara lain menyesuaikan regulasi di wilayah tersebut.
Salah satu tantangan terbesar adalah adaptasi data lokal dan perizinan penggunaan data. Gani AI perlu memastikan bahwa data yang digunakan untuk pelatihan model compliant terhadap regulasi perlindungan data masing-masing negara (data privacy law). Mereka juga menyebutkan bahwa kemitraan dengan firma hukum lokal, konsultan pajak, dan auditor di berbagai negara sudah dibangun sejak fase awal ekspansi.
Meski demikian, peluangnya sangat menarik. Dengan meningkatnya kebutuhan otomatisasi dokumen hukum, audit cepat, dan analisis keuangan berbasis AI, pasar tersebut memiliki potensi besar. Gani AI berharap dapat memasuki lebih dari 20 negara dalam 2–3 tahun ke depan.
Bagi ekosistem startup Indonesia, langkah ini menjadi contoh bahwa perusahaan teknologi dalam negeri bisa berpikir dan bertindak secara global. Jika berhasil, Gani AI bisa jadi salah satu contoh unicorn AI Indonesia dengan jejak internasional.
