banner 728x250

Gaikindo Menekankan Investasi R&D sebagai Kunci Masa Depan Bisnis Otomotif Indonesia

Gand innovation through R&D seen as essential for Indonesia's automotive industry competitiveness

banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA Kitatoday.com — Dalam forum bisnis industri otomotif Indonesia yang digelar akhir September 2025, Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menegaskan bahwa pertumbuhan dan kemandirian sektor otomotif nasional sangat bergantung pada investasi riset dan pengembangan (R&D).

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyatakan bahwa Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada pabrik perakitan dan produksi komponen. Untuk benar-benar menguasai rantai nilai otomotif, negara harus memiliki kapabilitas R&D yang kuat. Ia menyebut bahwa pengalaman di negara seperti China menunjukkan bahwa setelah mereka serius mendorong pengembangan teknologi dan R&D, muncul ratusan produsen otomotif lokal yang inovatif.

banner 325x300

Dalam paparan presentasi, Kukuh membagi bahwa fokus R&D harus mencakup:

  1. Pengembangan powertrain ramah lingkungan — misalnya motor listrik, sistem hybrid, dan solusi baterai lokal.

  2. Teknologi kendaraan pintar — seperti sistem ADAS (Advanced Driver Assistance Systems), konektivitas IoT kendaraan, dan sistem keamanan digital.

  3. Material baru dan manufaktur canggih — untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi.

Gaikindo juga mengusulkan agar pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan otomotif yang aktif melakukan R&D, termasuk tax holiday, subsidi riset, atau kemudahan regulasi. Tanpa dukungan kebijakan, perusahaan swasta akan enggan mengambil risiko investasi jangka panjang.

Menurut Kukuh, Indonesia memiliki keunggulan pasar domestik besar dan posisi strategis di ASEAN. Jika sektor otomotif dapat ditopang oleh R&D lokal, maka kemampuan ekspor akan meningkat dan ketergantungan terhadap teknologi impor bisa dikurangi. Namun, untuk mencapai itu, kolaborasi antara industri, universitas, lembaga riset, dan pemerintah sangatlah mutlak.

Bagi pelaku bisnis, ini jadi panggilan bahwa model bisnis otomotif ke depan tidak hanya soal volume produksi, tetapi nilai tambah teknologi. Perusahaan-perusahaan otomotif Indonesia kini dihadapkan pada dilema: tetap bertahan sebagai perakit atau bertransformasi menjadi innovator di negara sendiri.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan